Penonton merespon positif film
garapan sutradara Quentin Tarantino ini meski ada beberapa adegan yang dipotong
gara-gara tidak lulus sensor. Cerita The Hateful Eight yang berlatar abad ke-19
ini memang banyak menggunakan kekerasan tingkat “dewa.”
Tapi bagi kamu yang sudah
pernah menonton film-film karya Tarantino lainnya seperti Django Unchained
(2012) atau Pulp Fiction (1994) yang memenangkan Oscar kategori Best Screenplay
pasti sudah tidak terlalu heran. Film-film buatan Tarantino sudah keniscayaan
penuh kekerasan seperti itu.
Ada beberapa fakta yang perlu
kamu ketahui seputar film yang mendapat beberapa nominasi di ajang Oscar 2016
ini. Setelah mengetahuinya, barangkali kamu akan semakin terkesima atas proses
yang telah dijalani Tarantino hingga menghasilkan film seapik ini. Mari simak!
1. Film Pertama yang Diambil
Menggunakan Kamera Ultra Panavision 70 Sejak 1966
Kabar paling menarik tentang
The Hateful Eight adalah bahwa film ini menjadi film pertama sejak tahun 1966
yang dibuat menggunakan kamera Ultra Panavision 70. Khartoum (1966) adalah film pertama yang
memakai kamera format ini. Keunikannya adalah gambar yang dihasilkan kamera ini
punya resolusi yang super lebar.
Sesuai permintaan Tarantino,
The Weinstein Company pun merilis film ini dalam format 70mm. Film Hollywood
terakhir yang diberikan kesempatan semacam ini adalah Far and Away karya Ron
Howard yang rilis pada tahun 1992. Hamlet besutan Kenneth Branagh mendapat
kesempatan yang sama di tahun 1996, namun penayangannya sangat terbatas.
2. Semestanya Terhubung dengan Django Unchained, Tapi Bukan Sekuel
Film Tarantino sebelumnya,
Django Unchained, mengambil latar kehidupan koboi. Sesudahnya Tarantino
ketagihan untuk membuat film bergenre western lagi. Karena itu ia mencoba
melanjutkan cerita di dunia Django.
Rencana awalnya film ini
memang dimaksudkan sebagai sekuel. Tapi saat menulis, Tarantino sadar ceritanya
tertahan oleh kehadiran karakter Django itu sendiri. Ia kemudian membatalkan
rencana awal dan mengganti Jamie Foxx dangan sosok Samuel L. Jackson. Keputusan
itu menjadikan Tarantino untuk tidak lagi terikat dengan “acuan moral” Django.
Perubahan itu juga membuat penonton jadi tertarik sekaligus penasaran atas
karya terbaru Tarantino ini.
3. Atas Tema Rasial Pasca-Perang Sipilnya, Film Ini Mendapat Sokongan Dana dari Pemerintah Amerika
The Hateful Eight mengambil
latar pasca-Perang Sipil Amerika. Informasi itu bisa kita kita peroleh lewat
naskahnya yang menyebut-nyebut tentang Presiden Abraham Lincoln, perjuangan
ekonomi masa rekonstruksi, serta ketegangan pasca-perang antara eks tentara
federal dan tentara konfederasi.
Pemerintah Amerika Serikat
menginvestasikan 5 juta dolar dalam proyek ini. Semua demi mengamankan produksi
dan bisa merespon lebih lanjut jika film ini diterima publik secara luas.
Walaupun biaya 44 juta dolar yang dikeluarkan untuk film ini terdengar mahal,
tapi jumlah itu relatif lebih murah dibandingkan dengan beberapa film terakhir
Tarantino. Salah satu penyebabnya kelihatannya karena banyak bagian film yang
syutingnya dilakukan dalam satu lokasi.
4. Syuting Luar Ruang Dilakukan di Colorado, Negeri Salju yang Sangat Menantang
Syuting dilakukan pada bulan
Januari 2015 dan berakhir hingga musim semi. Sebagian lokasi outdoor diambil di
Telluride, Colorado, dimana suhu bisa mencapai minus 10 hingga minus 20 derajat
celcius.
Tantangan besar syuting adalah
menjaga set luar ruangan tetap terasa suasana abad 19-nya. Karena cerita
mengharuskan adanya manuver-manuver yang dilakukan kereta kuda, terkadang tim
produksi harus mengerahkan truk pengeruk salju untuk melancarkan jalannya
kereta kuda. Di sisi lain, sewaktu ada adegan di tengah badai, Tarantino perlu
sampai meminta tim produksi menambahkan stok salju.
5. Syuting dalam Ruang Dilakukan di Studio di Los Angeles dengan Suhu Diatur Hingga Mencapai Titik Beku
Sebagian besar adegan film ini
berlangsung di sebuah penginapan bernama Minnie’s Haberdashery. Untuk keperluan
adegan ini Tarantino menyulap sebuah soundstage di Los Angeles dan
menjadikannya begitu dingin. Ini dilakukan dengan membangun ruangan bersuhu mencapai
titik beku. Tarantino juga “menyiksa” para pemainnya untuk terus kedinginan
sampai uap dari mulut mereka terlihat.
Demi mendukung realisme film,
Tarantino selalu memastikan seluruh properti dalam set seriil mungkin. Dua
orang pemain The Hateful Eight, Russel Crowe dan Jennifer Jason Leigh,
menghabiskan sebagian besar waktu di film dalam kondisi terikat rantai.
Keduanya diikat dengan rantai sungguhan, bukan dengan properti yang terbuat
dari karet seperti yang kerap digunakan sutradara lain.
Itulah tadi beberapa fakta
tentang The Hateful Eight. Jadi tertarik untuk menontonnya lagi? Atau justru
belum nonton sama sekali.
Tidak ada komentar